Bekasi, koresponden.id - Pemerintah Desa Setiadarma merayakan keberhasilannya mengikis angka kasus stunting dan gizi buruk hingga "nol" persen. Perayaan tersebut dilakukan dengan mengundang seluruh stakeholder terkait, pada Senin (14/10/2024) pagi.
Kepala Desa Setiadarma, Hj. Nunung Herawati mengatakan, bahwa angka stunting atau gagal tumbuh kembang pada balita di Setiadarma terus terpantau menurun sejak terdeteksi mencapai 57 orang anak tahun 2019 lalu.
"Alhamdulillah, berkat upaya semua pihak, terutama para kader dari 12 Posyandu yang ada, kita berhasil menekan angka stunting dan gizi buruk di wilayah Setiadarma. Kami, Pemdes Setiadarma mengucapkan terima kasih atas peran sertanya, sehingga kita bisa mencapai Desa Tanpa Stunting," ucapnya.
Keberhasilan tersebut, kata Hj. Nunung, tak lepas dari berbagai upaya melalui program-program yang terus dijalankan dengan konsisten sejak 4 tahun lalu. "Kami tentunya bertanggungjawab untuk bagaimana membuat anak- anak para generasi penerus kita ini bisa terbebas dari stunting," ujarnya.
Upaya dimaksud, terang Hj. Nunung, yakni ditempuh melalui Rumah Desa Sehat (RDS). "Pada 2019 kita membentuk RDS dengan pengurus PKK dan kader Posyandu guna mendata anak-anak yang terdeteksi stunting," katanya.
Lewat RDS, selain pemberian program makanan tambahan pada anak, pihaknya juga melakukan pendampingan kepada Ibu hamil oleh kader Posyandu. "Pemdes secara intens melakukan pendampingan, memberikan penyuluhan dan intervensi makanan bergizi," ungkapnya.
Hal tersebut, menurutnya, dilakukan saat masa kehamilan dan pasca melahirkan. "Mudah- mudahan kegiatan atau program-program ini bisa berkelanjutan, terus dilakukan agar kasus stunting dan gizi buruk tidak ada lagi di wilayah Desa Setiadarma," imbuhnya.
Kapus Tambun dr. Achmad Fauzi mengapresiasi program-program pengentasan stunting yang dilakukan oleh Pemdes Setiadarma. "Bagi kami, kegiatan hari ini merupakan bukti, bahwa stunting memang harus diatasi dengan kolaborasi semua pihak," jelasnya.
Karena urusan stunting adalah masalah bersama, dirinya pun berharap agar di desa-desa lainnya di Kabupaten Bekasi bisa melakukan hal yang sama.
Sementara itu, untuk Puskesmas Tambun sendiri, dikatakannya, terus melakukan intervensi dengan pemberian PMT lokal untuk ibu hamil KEK, bayi, dan balita usia 5 tahun sesuai laporan bidan wilayah.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan intervensi dengan pelatihan kader-kader di Setiadarma, misalnya bagaimana membuat makanan tambahan untuk stunting yang baik.
"Sejauh ini kami masih memonitoring penanganan stunting dan gizi buruk di desa-desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tambun. Insya Allah, untuk tahun ini angka stunting kemungkinan menurun dari tahun sebelumnya," pungkas dr. Achmad Fauzi.