Bekasi, koresponden.id - Bertempat di ruang Trantib Kelurahan, Lurah Jatimulya Acep Abdi Eka Pradana pimpin mediasi terkait bentrok antar suporter sepak bola club Perseda dengan Putra Kalimalang yang terjadi pada minggu, 06 Oktober di lapangan sepak bola Jatimulya.
Dikatakan Lurah Acep Abdi Eka Pradana bahwa kejadian keributan kemarin seharusnya tidak terjadi. Dikarenakan antusias masyarakat yang tinggi, dan ulah beberapa oknum suporter yang memancing keributan.
"Alhamdulilah kejadian kemarin sudah selesai, sudah sepakat berdamai. Selama hampir satu setangah tahun saya disini, warga dan tokoh di Jatimulya ramah dan selalu menjaga kondusifitas," ujar Acep seusai melakukan mediasi perwakilan suporter. Senin (07/10/2024) siang.
Selain itu, Lurah Acep berharap kedepannya tidak ada lagi konflik yang bisa merugikan warga Jatimulya. Dirinya juga mengimbau untuk selalu menjaga kondusifitas wilayah, dan bersikap dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan.
"Semoga kedepannya tidak terulang lagi, mari kita bangun Jatimulya dengan semangat persatuan, jangan kita pada ribut lagi, kita kumpulkan para tokoh disini agar nanti kedepannya tidak terulang lagi. Kita harus peduli pada wilayah kita. Saya harap, kejadian ini yang terakhir, karena nanti para Rw se- Jatimulya bisa melaksanakan event yang lebih besar lagi," imbuhnya.
Ditempat yang sama, Ketua Karang Taruna yang juga menjadi ketua panita turnamen sepak bola antar Rw Hendri Irawan mengatakan bahwa mediasi kedua kubu yang bertikai ini untuk menyelesaikan permasalahan secara musyawarah kekeluargaan dengan tujuan supaya tidak terjadi konflik yang berkelanjutan.
"Dari hasil mediasi disepakati beberapa point, dan yang terpenting kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri peselisihan atau konflik yang terjadi kemarin. Demi menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan konflik berkelanjutan," ujar Hendri.
Lebih lanjut Hendri menjelaskan kronologis terjadinya keributan. Dirinya mengatakan bahwa hal itu disebabkan karena kesalahpahaman suporter.
"Keributan itu terjadi diluar lapangan, kalau dilapangan pemain pada kondusif. Bermula dari yel - yel antar supoter, dan ada yang tidak terima lalu masuk kelapangan. Lalu sempat ada lempar - lemparan kursi, kurang lebih 30 menit keributan itu akhirnya bisa direda. Dan hari ini, kedua belah pihak kita hadirkan di kelurahan Jatimulya untuk menyelesaikan konflik yang kemarin dengan membuat kesepakatan," pungkasnya.
Sebelumnya viral dimedia sosial video keributan antar suporter dalam turnamen sepak bola antar Rw se-Kelurahan Jatimulya. Dalam video tersebut telihat kedua kubu saling melempar kursi.