Koresponden.id - Dua tokoh penting, Ketua PBNU H Ulil Abshar Abdalla dan Rektor Universitas Malikussaleh Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., menyampaikan harapan bersama untuk pelaksanaan Pemilu 2024 yang damai dan kondusif di Indonesia.
Ketua PBNU, H Ulil Abshar Abdalla menyuarakan harapannya agar Pemilu 2024 berjalan damai dan terhindar dari polarisasi serta politik identitas. Beliau menekankan bahwa pemilu harus menjadi sarana pembangunan bangsa, bukan ajang pertentangan.
Menurut beliau, pemilu adalah langkah untuk mencapai cita-cita besar bangsa Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. Ulil juga mengingatkan pentingnya menjalankan pemilu dengan damai, tanpa terjebak dalam polarisasi yang emosional.
Dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama, beliau menegaskan kembali sembilan pedoman berpolitik bagi warga NU.
Dr. Herman Fithra, Rektor Universitas Malikussaleh, dengan tegas menyerukan pentingnya kepatuhan terhadap peraturan dan penolakan terhadap ajaran kebencian, hoax, dan intimidasi. dalam testimoni yang ia berikan.
Selain itu, Dr. Herman juga menekankan bahwa sebagai manusia bermartabat, masyarakat Indonesia harus berkomitmen untuk menciptakan kondisi politik yang sejuk dan damai. Beliau menyerukan agar semua elemen masyarakat bersatu meninggalkan egoisme dan kepentingan sesaat demi mencapai Indonesia Emas.
Menurut Dr. Herman, Pemilu 2024 merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan kematangan demokrasinya.
Kedua pernyataan ini mencerminkan semangat bersama untuk pemilu yang damai dan kondusif, yang penting untuk kemajuan dan kejayaan Indonesia. Ini adalah seruan untuk semua pihak agar berpartisipasi dengan cara yang positif dan konstruktif dalam Pemilu 2024, demi mencapai visi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.