Keterangan foto: Tim Pendamping Keluarga (TPK) bersama orang tua balita
KORESPONDEN.ID -Bekasi
Aksi cepat tanggap Pemerintah Desa Lambangsari dalam menurunkan angka stunting dan gizi buruk di wilayahnya patut di apresiasi. Hal itu dapat di lihat dari cepatnya respon dalam menanggapi aduan masyarakat melalui kader pos yandu sari permai, Rw 06 perumahan Lambangsari Desa Lambangsari Kecamatan Tambun Selatan.
Aisyah Nuraini, putri ke empat dari ibu
Susi Sugiroh. Balita yang berusia 2 tahun ini terdeteksi gizi buruk. Iis nurmalasari
selaku kader pos yandu sari permai Desa Lambangsari bersama Tim Pendamping Keluarga (TPK) kader pos yandu lainnya melakukan pendampingan pada balita tersebut
"Selama ini memang bayi tersebut belum pernah dibawa ke pos yandu. Ketika Tim Pendamping keluarga (TPK) melaporkan ada balita yang mengalami gizi buruk, pemdes lambangsari langsung sigap mengambil tindakan dengan memberikan bantuan. Namun, hampir 1 tahun berkembangannya tidak signifikan. Lalu kita bersama tim puskesmas melakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Iis Nurmalasari pada awak media jumat (10/11/23) pagi.
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, balita tersebut menderita flek juga sehingga menghambat pertumbuhannya. Menanggapi hal itu, Pemeritah Desa Lambangsari langsung memberikan arahan pada Tim Pendampingan Keluarga untuk membantu proses pengobatan balita tersebut sampai sembuh.
Sementara itu, Kaur Keuangan Desa Lambangsari Nurlaela mengatakan bahwa Pemdes Lambangsari akan selalu siap dan tanggap dalam memberikan pelayan terhadap masyarakat.
"Terkait pendampingan balita yang bernama Aisyah, kami akan melakukannya sampai benar-benar sembuh. Dan untuk gizi buruknya pun kami sudah tangani dengan mensuplai makanan 4 sehat 5 sempurna setiap harinya. Pagi, siang, dan sore selama 3 bulan. Dan alhamdulillah untuk berat badannya sudah ada peningkatan, hanya saja karena ada flek, jadi ada pengobatan khusus yang rutin selama 6 bulan dan itu tetap kami dampingi," ujar Nurlaela
Selain itu, Nurlaela juga menambahkan, pencegahan stunting dan gizi buruk akan tetap menjadi konsent Pemdes Lambangsari.
"Kami berusaha keras agar Desa Lambangsari tetap 0% terkait stunting. Maka dari itu petugas-petugas TPK kami dilapangan selalu bergerak memberikan edukasi pada masyarakat terkait pencegahan stunting dan gizi buruk. Karena pada dasarnya stunting itu bukan hanya karena faktor ekonomi saja, gaya hidup juga bisa mempengaruhi. Oleh karena itu Pemdes bersama Puskesmas Lambangsari selalu bersinergi dalam melakukan upaya pencegahan stunting dan gizi buruk, karena masalah stunting dan gizi buruk ini akan bisa kita selesaikan bila kita saling bersinergi, kerjasama," tambahnya.
Susi Sugiroh, ibu dari balita aisyah Nuraini merasa bersyukur dan sangat berterimakasih kepada Pemdes dan Puskesmas Lambangsari atas semua bantuan yang di berikan.
" Saya senang dan terharu atas semua ini. Terimakasih Pemdes dan Puskemas Lambangsari atas perhatian dan bantuannya buat anak saya. Bantu pendampingan, bantu kirim makanan 3 kali dalam 1 hari yang diberikan pihak pemdes. Pihak puskesmas lambangsari pun turut memberikan bantuan berupa susu setiap satu bulan sekali," ucap Susi.
Program pengentasan stunting di Kabupaten bekasi terus berjalan, sesuai arahan pemerintah pusat target untuk menurunkan angka stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen.
(Gdm)